Senin, 03 Agustus 2009

" Capek " tapi menyenangkan


Peserta kirab Ancak tidak hanya di dominasi oleh orang dewasa saj tetapi anak-anak juga tidak mau kalah akan tetapi kalah capek mau gimana lagi.Istirahat dulu ya Bossss.hehehehe










Capek Deh....!!!!!!!

Bapak Bupati Pasuruan pun ikut menari


Setelah di adakan kirab maka sudah menjadi suatu keharusan bahwa setiap peserta kirab akan mengadakan sendra tari sesuai adat yang di bawakannya dan kebetulan peserta kirab yang pertama adalah dari Dusun Pasar Baru yang membawakan tari Tanduk Majeng dari Madura sesuai dengan Tema yang yang dibawakannya.Dan pada kesempatan itu pula para peserta kirab meminta dengan hormat kepada Bapak Bupati Pasuruan yaitu Bapak DR. Dade Angga untuk ikut serta menari di depan panggung kehormatan, sehingga membuat acara Grebeg Memetri Desa Wonosari menjadi semakin meriah karena Bapak Bupati Pasuruan mau ikut berbaur dengan rakyatnya.

Terbang Jidor dari Dusun Mesagi


Untuk mengiringi ritual penguburan kepala sapi selalu di iringi dengan terbang Jidor dengan harapan agar acara ini bisa berjalan dengan lancar tidak mengalami suatu hambatan suatu apapun juga.

Minggu, 02 Agustus 2009

Galeri Foto Grebeg Memetri Desa Wonosari

Nih adalah foto pada saat para tamu undangan akan menuju ke panggung kehormatan.














suasana sebelum penguntingan pita dimulai sebagai tanda di bukanya Grebeg Memetri Desa Wonosari.










salah satu peserta grebeg dari Dusun Wonosari Tengah sedang menunggu pemberangkatan











Mumpung Grebeg belum di mulai sms pacar dulu ah.he.he






Para turispun larut dalam acara Grebeg Memetri Desa Wonosari


Acara Grebeg Memetri Desa Wonosari tidak hanya di lihat oleh masyarakat se-Kecamatan Tutur dan Kecamatan lainnya tetapi para turis dari manca negara juga ikut serta menyaksikan acara ini.Ini menunjukan bahwa acara Grebeg Memetri Desa Wonosari bisa di katakan menjadi salah satu parade budaya yang patut di perhitungkan tidak hanya di Tingkat kabupaten Pasuruan tetapi juga di Tingkat Propinsi Jawa Timur.Mudah-mudahan acara ini bisa membawa dampak yang baik bagi pertumbuhan pariwisata di Desa Wonosari sendiri pada khususnya dan Kecamatan Tutur pada umumnya.

Anak Kecil pun juga ikut serta dalam Parade Ancak


Acara Parade ancak bukan monopoli kaum muda saja tetapi juga anak-anak juga ikut serta selalu didalamnya karena acara ini dibuat buat semua warga Desa Wonosari mulai yang kecil sampai yang tua pun juga ikut serta.

Dayang-dayang Grebeg Memetri Desa Wonosari


Tak lupa sebagai pelengkap setiap Dusun akan ditemani oleh dayang-dayang yang merupakan asli gadis dari Desa Wonosari sendiri.

Perebutan Ancak


Setelah kirab parade ancak berakhir tibalah saat yang sudah ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat se-Kecamatan Tutur yaitu berupa perebutan ancak tetapi sebelum di mulai terlebih dahulu akan di doai oleh 3 tokoh agama yaitu Islam,Kristen serta Hindu baru setelah itu di adakan pemukulan gong sebanyak 17 kali baru boleh di serbu.

Fragmen Grebeg Memetri Desa Wonosari tahun 2007


Setelah acara penguntingan pita dimulai maka acara kirab parade ancak dimulai tetapi sebelum itu akan ditampilkan sendra tari terlebih dahulu.

Pengungtingan Pita oleh Bapak Bupati Pasuruan


Tepat tanggal 18 Agustus 2007 Grebeg Memetri Desa Wonosari tahun 2007 resmi di buka oleh Bapak Bupati Pasuruan yaitu Bapak H. Jusbakir Aljufri, dengan didampingi oleh Bapak Camat Tutur H. M. Fahmi Fitriantoro SE,MM beserta seluruh tokoh masyarakat Desa Wonosari juga nampak di belakang adalah para tamu undangan dari Disparta Propinsi Jawa Timur dan Disparta Kabupaten Pasuruan juga ikut serta larut dalam suasana hiruk pikuk Grebeg Memetri Desa Wonosari tahun 2007.

Ancak dari Dusun Karang Anyar


Dusun Karang Anyar yang merupakan dusun dengan jumlah penduduk yang sedikit dibandingkan dengan dusun-dusun yang lain juga tidak mau kalah didalam acara Parade ancak, mereka menampilkan dua ancak sekaligus yaitu berupa Kuda dengan kepala seoarang wanita serta Kereta Kencono dengan di depannya ada seekor naga serta seorang pemuda dengan busur di tangan begitu yang disampaikan oleh Bapak Kepala Dusun yaitu Bapak Edi Sumantoro.Dibelakang ancak tak lupa para punggawa dengan mengunakan baju kebesaran berupa lorek-lorek khas Madura ikut serta menghiasi parade Ancak kali ini.

Ancak dari Dusun Mesagi


Ancak dari Dusun Mesagi mengambil tema pewayangan dengan mengunakan simbol ancak berupa Werkudoro dengan harapan agar seluruh masyarakat Dusun Mesagi mempunyai sifat yang gagah berani dalam menghadapi setipa rintangan dan hambatan serta siap membela kebenaran begitu yang sampaikan oleh Bapak Kepala Dusun Mesagi yaitu Bapak Subiantoro.Selain ancak tersebut juga di ikuti kuang lebih 250 orang dengan mengunakan baju khas keraton serta dayang-dayang yang kesemuanya merupakan warga dari Dusun Mesagi sendiri.

Ritual Penguburan Kepala sapi


Barisan di depan adalah ancak berupa Naga Sosro yang di atasnya ada Kepala sapi yang nantinya setelah di arak keliling desa akan di kubur di dalam Pasar Desa Wonosari.Kepala sapi adalah sebagai simbol rasa syukur seluruh masyarakat dan para pedagang yang berada di Desa Wonosari atas rejeki yang sudah diberikan oleh Alloh SWT selama ini serta sebagai permohonan agar seluruh masyarakat diberikan keselamatan dan ketentraman di dalam menjalankan semua aktivitasnya sehari-hari. Ancak Naga Sosro ini dikawal oleh para karyawan Pasar Desa Wonosari dengan mengunakan baju lorek khas Madura.

Peserta Parade Ancak dari Dusun Putuk


Tidak mau kalah dengan dusun-dusun yang lain maka Dusun Putuk dengan Kepala Dusunnya Bapak H. Ahmad Roji kali ini menampilkan tema Naga Perak dengan dilengkapi dengan 2 buah payung dimana diatasnya terdapat sepasang raja kecil sedang naik diatas punggung naga perak tersebut, dan dibelakangnya para punggawa siap mengamankan ancak dengan mengunakan baju kebesaran warna hijau dan tak lupa di belakang naga perak tersebut berjajar warga dari Dusun Putuk mengikuti dari belakangnya.

Peserta dari Dusun Wonosari Tengah


Peserta yang satunya ini adalah dari Dusun Wonosari Tengah dengan komandannya atau kepala Dusunnya yaitu Bapak Mariyono mengambil tema dari Daerah Bali dengan ciri khas berupa Gapura dengan hiasan berupa payung kuning serta makanan yang menghiasi latar gapura serta para pengiring yang kebanyakan terdiri dari ibu-ibu dengan mengunakan baju warna kuning juga yang di dampingi juga oleh anak-anak kecil yang berjumlah kurang lebih sebanyak 100 anak kecil ikut serta ikut dalam parade ancak ini.

Paserta Grebeg Memetri Desa Wonosari dari Dusun Wonosari Barat


Semenjak Grebeg Memetri Desa Wonosari di gelar Dusun Wonosari Barat tidak pernah ketinggalan ikut serta dalam acara Parade Ancak yang pada tahun 2008 mengambil tema berupa Caplokan atau sejenis Doger atau sejenis naga.Dimana semuanya terbuat dari makanan terutama yang paling banyak dari makanan snack.dengan ukuran 2X 3 m dengan ketinggian hampir 2,5 m menjadikan acara ini seperti naga raksasa yang siap menelan siapa saja begitu kata Bapak Kepala Dusun Wonosari Barat yaitu Bapak Bagong.Masih menurut Bapak Kepala Dusun tersebut keikutsertaan dalam acara Grebeg Memetri Desa Wonosari 2008 selain sebagai rasa syukur Kepada Alloh SWT atas rejeki yang sudah diberikan pada kita semua juga sebagai ajang adu kreasi dengan dusun-dusun yang lain.

Peserta Grebeg Memetri Desa Wonosari dari Dusun Ngadipuro


Salah peserta Grebeg Memetri Desa Wonosari Tahun 2008 adalah salah satunya dari Dusun Ngadipuro yang menampilkan Ancak bertemakan Reog Ponorogo.Selain itu juga para peserta kirabnya juga mengenakan busana khas Ponorogo.Dan seperti yang kita lihat bahwa ancak tersebut terbuat dari beraneka macam makanan dan sayuran yang pada nantinya akan di perebutkan setelah adanya pemukulan gong sebanyak 17 kali begitu yang disampaikan oleh Bapak Kepala Dusun yaitu Bapak Bambang.