Minggu, 12 Juli 2009

Latar Belakang di adakan Grebeg Memetri Desa Wonosari


LATAR BELAKANG

UMUM

S

elamatan desa yang dilaksanakan setiap tahun oleh pemerintah dan dihadiri seluruh masyarakat desa dengan tujuan untuk memohon keselamatan desa dari segala : Mara bahaya, Bencana alam, Pagebluk, Paceklik, Kerusuhan yang disebabkan oleh manusia dan lain-lain. Wahana untuk mengoreksi diri sendiri dan masyarakat terhadap pembangunan desa, memohon rahmat dan berkah kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ungkapan rasa syukur atas rahmat dan hidayah-Nya.

Konon pada zaman kolonial Belanda perekonomian di Desa Wonosari sudah terasa cukup makmur. Mengingat secara geografis Desa Wonosari Nongkojajar sangat strategis baik di sektor pertanian, peternakan dan wisata, hal itu terbukti dengan banyaknya perkebunan dan juga berdirinya hotel. Dengan kondisi itu membawa kebisaaan masyarakat dalam suatu aktifitas ekonomi dan perdagangan, sehingga terciptalah sebuah pasar tradisional yang berpusat di Dusun Ngadipuro. Seiring perjalanan waktu, perkembangan pasar tradisional tersebut melibatkan masyarakat tidak hanya dari Desa Wonosari Nongkojajar akan tetapi desa-desa di sekitarnya banyak yang mengadakan kegiatan perdagangan di pasar tersebut. Sayangnya secara hukum oleh pemerintah kolonial Belanda pada waktu itu pasar tersebut dianggap liar sehingga setiap pasukan Belanda melakukan patroli, kerap sekali bertindak anarkis dan sangat merugikan masyarakat yang melakukan aktifitas di pasar tersebut. Berawal dari kejadian inilah tokoh – tokoh masyarakat pada saat itu berkumpul dan urun rembug dan menelorkan sebuah kesepakatan yaitu mengadakan selamatan untuk memohon perlindungan dan rezeki kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Adapun bentuk acara tersebut yaitu selamatan keliling desa dengan membawa ancak dari semua dusun yang diarak keliling desa untuk mengiringi kepala sapi untuk dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai simbol pengorbanan atas sebagian rezeki yang telah diterima dan memohon keselamatan agar dalam aktifitas sehari-hari selalu mendapat lindungan Tuhan. Salah satu kepercayaan para tokoh atau masyarakat pada waktu itu adalah masih kentalnya dengan cerita pewayangan kisah Pandawa: tentang gonjang – ganjing negeri Astina, pada saat itu Pandawa dengan ditemani punakawan pergi ke hutan memohon bantuan kepada dewa atau Sang Hyang Widhi agar negerinya diberikan berkah kemakmuran. Pendawa Lima melakukan tapa Brata selama 40 hari. Setelah genap melakukan tapa Brata akhirnya wangsirpun muncul, bersamaan di depan Pendawa Lima berdiri seekor lembu. Menurut cerita lembu tersebut adalah lembu Andini yang merupakan kendaraan Betari Durga yang telah ditugaskan membantu Pandawa untuk keluar dari permasalahanya. Dan berdasarkan wangsir yang diterima akhirnya Pandawa kembali ke negerinya dengan membawa lembu Andini untuk dipelihara (Lembu atau sapi disebut rajakaya atau simbol harta benda yang lebih mengacu pada predikat duniawi) dan dimanfaatkan tenaganya untuk mengelolah tanah pertanian, dan diperah untuk diminum susunya. Lembu Andini dipelihara dan dirawat dengan sangat baik sampai akhirnya beranak pinak, seiring dengan itu pertanian dan perekonomian negeri Astina berkembang pesat layaknya Desa Wonosari Nongkojajar yang tercinta ini. Setelah dirasa cukup besar Lembu Andini dalam membantu permasalahan di negeri Astina, Pandawa pun sepakat mengembalikan lembu tersebut kepada Sang Hyang Widhi, berkaitan dengan hal itu Sang Hyang Widhi memberikan wangsir lewat Basu Dewa Krisna :

yang akhirnya Krisna memerintah kepada Pandawa untuk menyembelih kepala Lembu Andini dan dagingnya dibagikan kepada rakyatnya sedangkan kepalanya dikubur di pusat kota untuk dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi. Dari cuplikan cerita ini kemudian dicontoh oleh pemuka Desa pada saat itu. Rupanya doa para tokoh dan seluruh masyarakat kala itu benar – benar dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Sejak saat itu keadaan desa Wonosari Nongkojajar menjadi lebih baik, Aktifitas di pasar Ngadipuro semakin aman, terbukti pada saat pasukan Belanda melakukan patroli seolah – olah tak menghiraukan segala aktifitas perdagangan di pasar tersebut. Masyarakat mempercayai setelah diadakan selamatan desa bisa merasakan perkembangan ekonomi waktu itu sehingga dijadikan satu adat yang dilaksanakam setiap tahun dan turun – temurun sampai saat ini.

KHUSUS

Desa Wonosari atau Nongkojajar utamanya merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan dan secara geografis terletak di lereng Pegunungan Tengger. Adalah merupakan akses utama menuju Gunung Bromo dari jalur Kecamatan Purwodadi. Desa Wonosari Nongkojajar terdiri dari 7 Dusun yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur sebagai Desa Wisata dengan berbagai kekayaan alam dan keragaman budaya maupun adat istiadat. Nongkojajar diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam pengembangan aset dan potensi daerah utamanya dalam bidang pariwisata.

Kegiatan Ritual Adat dalam acara Grebeg Memetri Desa yang telah tumbuh dan berkembang di masyarakat dan merupakan tradisi Nenek Moyang hingga sekarang telah menjadi salah satu moment penting yang perlu dilestarikan.

Oleh karena itu sejak tahun 2006 acara tahunan ini tidak hanya berupa acara ritual saja akan tetapi menyuguhkan semua ragam seni budaya tradisional yang ada di Desa Wonosari dan beberapa jenis hiburan yang bernuansa Agamis serta seni modern yang dikemas dalam sebuah festival dan parade budaya yang sengaja dijadikan suatu varian tujuan kegiatan, sehingga diharapkan masyarakat tertarik untuk berkreasi dan menampilkan kelebihan seni budaya masing-masing dengan. Selain itu Nongkojajar dengan hasil pertanian yang mempunyai keunggulan dari daerah lain berupa aneka sayur, buah dan bunga dalam kegiatan ini masyarakat diberi kesempatan untuk menggali, mengembangkan dan berkreasi makanan serta minuman terutama makanan khas tradisional yang diharapkan nantinya sebagai salah satu ciri khas untuk wisata kuliner.

Untuk memacu kreativitas masing-masing peserta yang terus berkembang , Panitia memberikan penghargaan dan piala bergilir juara umum dari masing-masing kategori, dari sini diharapkan agar seni budaya beserta kreasi-kreasi potensi wisata dapat terus dilestarikan dan dikembangkan.


Visi


Media seni budaya yang dikemas dalam sebuah konsep yang indah, sakral dan bersentuhan dengan nilai-nilai adat leluhur untuk membangun sebuah budaya daerah yang patut untuk dilestarikan dan dikembangkan.





Misi

  • Membangun konsep seni daerah guna menyaring budaya barat dan sekuler.
  • Menggairahkan semangat kreatifitas seni di kalangan masyarakat Desa Wonosari serta menciptakan wahana bagi pekerja seni yang bernafaskan budaya daerah untuk berkarya lebih professional.
  • Menciptakan kreatifitas masyarakat di bidang agrowisata dalam memaksimalkan produk unggulan Nongkojajar.
  • Mematangkan kesiapan masyarakat dalam menyambut program desa wisata.

1 komentar:

  1. setelah melihat profil serta foto2nya kayanya acara grebeg memetri desa wonosari sangat meriah apalagi melihat animo masyarakat pada waktu rebutan ancak.jd pengen liat lagi.jadikan diadakan lagi tuk tahun 2009...?????hehehehe bravo Nongkojajar

    BalasHapus